Saturday, June 27

Solusi Masalah Harddisk


1.Mengatasi MBR Rusak......

Di dalam harddisk, ada sebuah file yang disebut MBR (Master Boot Record). File ini berada di byte pertama dan sektor pertama harddisk; pokoknya benar-benar pertama. Maklum, MBR inilah yang menjadi penanda keberadaan harddisk. Jika dianalogikan, MBR ini seperti peta yang menuntun BIOS menemukan harddisk.

Namun berbagai hal bisa menyebabkan MBR tersebut rusak, seperti terkena virus atau terformat tidak sengaja. Jika itu terjadi, sistem operasi pun kehilangan penunjuk jalan yang ditandai dengan munculnya pesan Operating System not found atau missing operating system di layar.

Solusi dari masalah ini adalah dengan mengembalikan file MBR tersebut. Cara paling umum dilakukan adalah melakukan proses recovery dari CD Windows. Caranya, booting ke CD Windows, lalu pilih Repair (dengan menekan tombol R) dan masuk ke Recovery Console. Setelah itu, ketikkan perintah fixmbr untuk mengembalikan file MBR tersebut.

Untuk Windows Vista, konsepnya sama meski prosedurnya sedikit berbeda. Pertama, booting ke DVD Windows Vista, lalu pilih Repair Your Computer. Ketika System Recovery Options muncul, pilih Command Prompt. Setelah muncul jendela Command Prompt, ketik bootrec.exe dan tekan Enter.

Jika CD Windows sudah hilang entah kemana, Anda bisa menggunakan aplikasi dari Rescue Kit 9.0 Express buatan Paragon. Ini adalah aplikasi gratisan yang memiliki fungsi beragam, termasuk mengembalikan MBR. Aplikasi ini bersifat bootable, artinya bisa di-burn ke CD dan menjadi sumber proses booting. Ketika sistem menunjukkan gejala kehilangan MBR, yang harus Anda lakukan adalah booting ke CD berisi Rescue Kit ini. Setelah itu, pilih menu Boot Corrector, ikuti prosedur yang telah ditentukan, dan kasus kehilangan MBR seharusnya telah teratasi.// semoga membantu.........

Tuesday, June 23

Ranking Antivirus Terbaik

Virus bisa jadi merupakan hal yang ditakuti oleh user karena virus dapat merusak komputer, menghapus file, memperlambat kinerja komputer atau bahkan mematikan komputer dengan sendirinya. Virus pada komputer adalah sebuah program yang bekerja dalam komputer tanpa sepengetahuan user pemilik komputer dan memiliki maksud tertentu untuk menciptakan kerusakan dala system komputer korban. Dampak virus yang ditimbulkan bervariasi, dari kerusakan kecil sehingga user dapat mengetahui komputer telah terinfeksi, hingga kerusakan bsar seperti penghapusan seluruh isi harddisk. Jika system komputer terinfeksi virus, virus dapat tersebar jika user melakukan shared disk atau attachment dari email.

Antivirus terbaik menurut evaluasi dari beberapa sumber, adalah sebagai berikut:

A. Ranking Antivirus Terbaik menurut TopTenReviews.com

Data diambil pada tanggal 4 Oktober 2008

  1. BitDefender Antivirus
  2. Kaspersky Anti-Virus
  3. ESET Nod32
  4. AVG Anti-Virus
  5. F-Secure Anti-Virus
  6. Trend Micro
  7. McAfee VirusScan
  8. Norton AntiVirus
  9. CA Antivirus
  10. Norman Antivirus and Antispyware
  11. G DATA Antivirus
  12. Panda Antivirus

B. Ranking Software Antivirus Terbaik menurut versi website CNET Download.com

Data diambil pada tanggal 29 September 2008.

  1. AVG Anti-Virus Free Editon 8.0.169
  2. Avira Antivirus Personal-Free Antivirus 8.1.0.331
  3. Avast Home Edition 4.8.1229.80923
  4. PC Tools AntiVirus Free Edition
  5. Norton Antivirus 2009 16.0

C. Ranking Software Antivirus Terbaik menurut versi Cybernet.com

Data diambil pada tanggal 4 Oktober 2008

  1. Kaspersky version 7.0.0.43 beta
  2. Kaspersky version 6.0.2.614
  3. Active Virus Shield by AOL version 6.0.0.308
  4. ZoneAlarm with KAV Antivirus version 7.0.337.00
  5. F-Secure 2007 version 7.01.128
  6. BitDefender Professional version 10
  7. BullGuard version 7.0.0.23
  8. Ashampoo version 1.30
  9. eScan version 8.0.671.1
  10. Nod32 version 2.70.32

D. Ranking Software Antivirus Terbaik menurut TimeStreets NewsWires

Data diambil pada tanggal 4 Oktober 2008

  1. Kaspersky
  2. Panda Antivirus
  3. Trend Micro Antivirus
  4. McAfee VirusScan Plus
  5. Eset Nod32

Seperti kata pepatah "Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain ilalangnya, dan lain daerah lain pula adat istiadatnya", demikian pula ranking hasil evaluasi beberapa situs review antivirus tersebut. Di artikel ini akan selalu dilakukan update setiap minggunya ranking software antivirus berdasar 4 narasumber tersebut di atas, namun tidak tertutup kemungkinan kami akan menambah beberapa narasumber lainnya agar acuan pembanding bagi kita semakin banyak, dan kita dapat tentukan sendiri sebenarnya yang mana software antivirus terbaik.

Disebut Kota Pendidikan, Mengapa?

kota Yogyakarta menyandang predikat sebagai kota pendidikan. Adanya predikat itu tentu memberikan kebanggaan bagi masyarakatnya. Pertanyaan saya pun akhirnya mencuat, atas dasar apa kota Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan? Karakter seperti apakah yang diperlihatkan kota Yogyakarta sehingga menyandang predikat tersebut? Saya terus mencari jawab atas pertanyaan itu.

Untuk mencari jawab atas pertanyaan itu salah satunya saya lakukan dengan menyaksikan wajah kota. Apa yang saya saksikan? Ketika melintasi jalan-jalan di kota ini selalu saya jumpai anak-anak mengais nafkah. Setiap kali mata memandang, hati saya menaruh iba menyaksikan mereka ‘hidup belum saatnya’. Pemandangan anak-anak di jalan-jalan kota harus diakui memang memilukan, tapi itulah fakta yang saya saksikan. Di kota pendidikan ini, anak-anak usia sekolah ternyata belum sepenuhnya menempuh bangku pendidikan. Di jalan-jalan kota, saya juga menyaksikan iklan-iklan luar ruang yang harus saya akui jauh dari unsur mencerahkan. Berjejal iklan produk rokok menyingkirkan pesan-pesan moral di ruang publik. Menurut saya, unsur yang bersifat mendidik dari iklan luar ruang di kota ini sangatlah minim.

Untuk mencari jawab atas pertanyaan di muka, saya beberapa kali juga melakukan observasi di sekolah-sekolah. Diutarakan guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah, perilaku kurang santun ternyata banyak dilakukan siswa. Perilaku coret-mencoret meja dan kursi tak lagi sungkan dilakukan sebagian dari mereka, lebih-lebih perilaku itu dilakukan di kamar mandi atau pun toilet.

Bahkan, di luar gedung sekolah, saya juga menyaksikan ‘perilaku tak biasa’ yang dilakukan sebagian siswa. Malah di warung-warung di dekat sekolah yang tak terpantau gurunya, anak-anak sekolah tak segan menyulut rokok. Tak cuma itu, ada juga di antara mereka berpasangan dengan lawan jenis dan tak merasa malu menunjukkan hubungan intimnya. Perilaku yang mereka praktikkan mungkin bukan hal yang aneh, tapi perilaku itu menurut saya menyisakan tanda tanya jika dilakukan oleh anak-anak sekolah seusia SMP. Boleh jadi ada juga yang mengatakan bahwa perilaku mereka adalah wajar dengan dalih modernitas.

Namun, apakah tolok ukur dari modernitas? Anak-anak usia sekolah sudah berani berciuman dan berpelukan di muka umum. Tubuh tidak lagi disakralkan, tetapi diumbar begitu saja. Jika dahulu bagian tubuh perempuan disentuh laki-laki terasa jijik, namun sekarang diremas-remas menjadi biasa. Ini kenyataan yang tak bisa dimungkiri. Anak-anak usia sekolah berbeda jenis kelamin saling berdekapan erat layaknya suami-istri. Bukan maksud menggeneralisir, tetapi kenyataan seperti itu terjadi di kota pendidikan ini.

Di kalangan mahasiswa ternyata tak jauh berbeda. Kos-kos mahasiswa seringkali digunakan untuk menginap dan tidur bersama antarlawan jenis. Lagi-lagi bukan untuk menggenelisir, tetapi setidaknya membuka mata kita terhadap kenyataan yang mengkhawatirkan. Masih banyak kos-kos mahasiswa di kota Yogyakarta tidak ada induk semang atau pemilik kos yang tinggal bersama dengan anak-anak kos. Lalu, bagaimana dengan tawuran antarpelajar?

Saya pernah mendengar kabar dari aparat polisi, tawuran dan adu kekuatan biasanya dilakukan sebagian siswa antarsekolah di tempat-tempat yang sepi dan lapang di malam hari. Biasanya warga sekitar yang tempatnya dijadikan ajang tawuran langsung melapor ke kantor polisi terdekat. Laporan warga tidak hanya terkait dengan tawuran, pesta miras yang dilakukan beberapa siswa sekolah di tempat-tempat sepi kadang tak luput dari perhatian warga. Ya, ada pesta miras yang dilakukan anak-anak sekolah di kota ini. Penyalahgunaan narkoba? Tidak bisa dimungkiri jika pelajar dan mahasiswa di kota Yogyakarta ini banyak juga yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Berbagai pihak pun prihatin dengan fakta yang memperlihatkan maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa di kota pendidikan ini.

Dari apa yang saya saksikan di atas, saya belum menemukan jawab atas pertanyaan mengapa kota Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan. Saya pun tanpa lelah terus mencari jawab. Dari hasil ujian nasionalkah? Dari data yang saya dapat, kota ini tidak masuk dalam urutan tiga besar peraih hasil terbaik dalam ujian nasional. Saya malah terhentak membaca berita di koran ini beberapa waktu silam. Kasus korupsi dana sekolah menimbulkan keprihatinan saya karena terjadi di kota Yogyakarta yang mendapat predikat sebagai kota pendidikan.

Ternyata jawaban atas pertanyaan saya tidaklah sulit. Berdialog dengan beberapa kalangan, saya menemukan jawab mengapa kota Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan. Jawabnya sederhana, karena di kota ini banyak pelajar dan mahasiswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Kota Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi warga luar kota untuk mencari sekolah dan perguruan tinggi. Ada lagi jawaban selain itu, yakni banyak tokoh-tokoh nasional dulunya pernah menempuh pendidikan di kota ini. Atas dasar itulah kota Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota pendidikan.

Namun demikian, jawaban yang saya dapatkan tersebut belum memuaskan saya. Terkait dengan upaya mempertahankan kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, banyak berita yang saya baca menyebutkan bahwa pihak perguruan tinggi di kota ini tak henti-hentinya mempromosikan institusinya. Bencana gempa bumi silam, misalnya, memunculkan tantangan bagi dunia pendidikan di kota ini untuk mencitrakan diri kembali. Maraknya seks bebas dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar-mahasiswa tak luput menjadi pemantik untuk mencitrakan Yogyakarta yang tetap save dan kondusif untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Lalu, apakah sekadar berjubelnya pelajar dan mahasiswa yang belajar di kota Yogyakarta yang mendasari kota ini sebagai kota pendidikan? Masih tepatkah memaknai kota pendidikan sekadar dari banyaknya gedung-gedung sekolah dan perguruan tinggi?

Melalui rubrik Pendidikan Kabar Indonesia ini, saya masih mencoba mencari jawab, mengapa Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan? Mungkin ada yang bersedia memberi jawab. Matur nuwun.